Demak - Warga mempersiapkan operasional mesin pompanisasi di area Kali Blorok, Desa Botorejo, Kecamatan Wonosalam, Demak, Jateng, Rabu (30/10/2023).
Petani di daerah itu terpaksa membangun dua unit sistem irigasi yang memanfaatkan air dari Sungai untuk pengairan lahan pertanian menggunakan alat pompa air (pompanisasi) mesin diesel secara swadaya untuk mengaliri sekitar 30 hektar sawah petani di dukuh Mindik Desa Botorejo
Sementara itu, Suroso, salah satu petani di dukuh Mindik Desa Botorejo Kec. Wonosalam Kab.Demak. mengungkapkan bahwa kebutuhan air sangat mendesak karena hujan tak kunjung datang di wilayahnya untuk mengairi sawahnya yang berada di dataran tinggi.
Untuk itu dengan kehadirann Brigade Alsintan TNI dari Koramil 03/Wonosalam Kodim 0716/Demak Peltu Subur Sadono merasa bersyukur pemerintah hadir di saat yang tepat dalam memenuhi kecukupan air melalui pompa atau pompanisasi.
Pompanisasi adalah program irigasi sawah dengan menggunakan sistem pipa yang terpasang untuk mengalirkan air dari sumber tertentu ke lahan pertanian guna memastikan ketersediaan air di musim kering.
Pompanisasi memungkinkan petani untuk melakukan irigasi tambahan saat diperlukan, menghindari kekurangan air pada tanaman, meningkatkan kesuburan tanah, dan menjaga kualitas hasil panen. Ini sangat penting dalam menjaga ketersediaan pangan yang dampaknya pada stabilitas harga di pasar.
Baca juga:
Kawal Kampanye Pilkades Serentak
|
Disadari atau tidak perubahan iklim menjadi tantangan besar bagi pertanian nasional saat ini. Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor pertanian, namun seringkali menghadapi tantangan seperti perubahan iklim, kekeringan, dan distribusi air yang tidak merata karena sistem pengairan tradisional yang ada seringkali tidak memadai, bergantung pada kondisi cuaca.
Dengan pompanisasi, air dapat dipompa dari sumber air terdekat seperti sungai, danau, atau sumur bor ke lahan pertanian, sehingga mengurangi ketergantungan pada hujan.
Atas dasar itu, Mentan berharap inisiatif pompanisasi ini tidak hanya mengatasi kekurangan dan pasokan air di musim kering saja, akan tetapi juga meningkatkan produktivitas dan indeks pertanaman di musim yang akan datang sehingga juga mampu meningkatkan kesejahteraan petani.
Kondisi itu tentunya memiliki efek berganda pada perekonomian pedesaan. Ketika petani memiliki pendapatan yang lebih stabil atau meningkat maka membuka kemungkinan bagi mereka untuk mengakses teknologi pertanian yang lebih canggih, yang pada gilirannya dapat meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan produksi pertanian.
Dengan adanya dukungan yang terus menerus dari pemerintah dan partisipasi aktif dari petani, program pompanisasi dapat menjadi pilar penting dalam memastikan ketersediaan pangan yang cukup dan berkelanjutan bagi Indonesia.(Pendim 0716/Demak)